Sekitar 28 pelajar angkatan pertama Sekolah Masyarakat Menengah Pertama (SRMP) 18 Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB), diperhitungkansebelumnya pernahmenjadi korban penghinaan (bullying) di sekolah sebelumnya. Data itutersingkapsesudah Kepala Sentral Paramita NTB, Bijak Rohman, mendatangkan dua magister psikologi untuklakukantestkepelajar.
“Laporannya pengalaman beberapa anaknarasi ke mereka (magister psikologi), ya nyaris 28 yang dulu pernahsebetulnyaalamisikap bullying,” paparBijak, Selasa (15/7/2025).
“Kelak di sini bakal adatherapy gratis. Therapy fisiologi, therapy fisik, therapy okupasi, dantherapy wicara,” tambahBijak.
Bijakmemperjelas Sekolah Masyarakat ini adauntuk memberi jawaban untukpelajar. Pelajar di Sekolah Masyarakatakandiberlakukansama dengantanpa pandang bulu.
Kepala SRMP 18 Lombok Barat, Satria Irwandi, menambah sekolah yang dipegangnya itu akanlakukanusahapenangkalanpenghinaan seksual.
Irwandi menjelaskanpenghinaan seksual adalahrumoryang perlujadi perhatian. Untuknya, persoalanitubenar-benar kompleks. Bukan hanya dari sisi pendidikan yang dituding, background sosial pendidikdanpelajarpantasmenjadi perhatian.
“Jadi menurut kami di sini, ini ialah tempat kita membuatdari sejak awalnya. Tempatbaruuntuk mereka (pelajar) untukhilangkan trauma-trauma semacam itu,” jelas Irwandi.
“Suka, (awalannya) dikasih tahu oleh ketua PKH, pada akhirnyadapat sekolah di sini, orangtuasenang juga,” sebut anak wanita yang memiliki cita-citamenjadi bidan dusuntersebut.
Pelajar lain, Maulana Syahputra, senang juga dengan kehadiran Sekolah Masyarakat ini. Maulana adalahpelajar asal Kecamatan Narmada, Lombok Barat.
“Benar-benarsuka, kelak saya inginmenjadi dokter,” tutur Maulana.