Tangis masyarakat pecah saat warung atau lapak berjualan mereka di Pantai Tanjung Aan, Dusun Sengkol, Kecamatan Pujut, Lombok tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB), digusur. Kartini, satu diantara pemilik warung, tidak kuat meredam isak tangis saatbeberapa barang dagangannya akan diangkat keluar oleh aparatur.
“Kami tidakdipandang di sini menjadimasyarakat Indonesia di sini, KTP yang kami punyai itu percuma,” kata Kartini sambilmenyeka air matanya di depanaparatur keamanan danmass media, Selasa (15/7/2025).
Simak juga:
Tolak Penggusuran Warung di Tanjung Aan, MasyarakatPidato di Depan Wisatawan Asing
Kartini memandang ITDC semestinyalebih dulubukaruangandiskusiwargauntukdengarkemauanmasyarakat. Walau sebenarnya, iaberkata, masyarakatsejak awal kalimintasupayatidak digusur karena pembangunan hotel yang sudah dilakukan investor belum diawali.
“Kami cumajualan di sebanding pantai, tapipemerintahanmenggantikansemuabuat kami. Ucapnyauntuk kesejahteraan masyarakat, pembangunan ada di belakangtidak ada, beberapa ribuhektar masih kosong, tapimengapa kami yang diprioritaskan,” tutur Kartini.
Pemilik Warung Aloha itu sekarangsedang dalamketidaktahuan yang serius. Masalahnyadiamengaryakansekitar 60 pegawai di warung kepunyaannya. Beberapa puluhpegawai itu sekarangmau tak mautidak bekerjasesudah Warung Aloha digusur.
“Pegawai yang 60 orang ini ingin dikemanakan, contohnya kami bodo-bodo tidak bertahan, apa yang hendak kami makan di depan, berapakahkembalicreditutangyang perlu kami sampaikan ke Bank, siapa yang hendakmemikulcredit motor dancredit lain kami ini,” keluh Kartini.
Penggusuran diawalisekitaranjam 09.00 Wita. Sekitar 700 personilkombinasidikeluarkan, terbagi dalamaparatur kepolisian, TNI, Satpol PP, Vanguard sampaiTubuh Keamanan Dusun (BKD) di tempat.
Keadaanmenghangatsaatsatu diantara pemilik warung malasberpindah. Diamemandang penertiban itu dilaksanakan sepihak oleh ITDC sebagai pemegang hak pengendaliantempat (HPL) di teritori ekonomi khusus (KEK) Mandalika.
Mahasiswa Tolak Penggusuran
Photo: Mahasiswa beragamuniversitas di Mataram melangsungkantindakanpenampikan penggusuran masyarakat di Pantai Tanjung Aan, Dusun Sengkol, Kecamatan Pujut, Lombok tengah, Selasa (15/7/2025). (M. Zahiruddin/detikBali)
Beberapa puluh mahasiswa dari beragamuniversitas di Mataram menampik penggusuran di Pantai Tanjung Ann. Mereka berorasi di Jalan Majapahit, Mataram.
Koordinator tindakan, Ahmad Badawi, menjelaskantindakan ini adalahtindakantanggapan cepat pada penggusuran masyarakat di Tanjung Aan semenjak pagi.
“Terjadi Penggusuran yang diawalijam 08.00 Wita barusan pagi sampaisaat ini, dilaksanakan oleh faksi Vanguard tanpaasas hukumyang terang, bersama Dinas Pariwisata Lombok tengah, danpersonil TNI dan Polri,” sebut Badawi dalam pidatonya, Selasa (15/7/2025).
Tindakantanggapan cepat ini, terang Badawi, akanditeruskansekalian motoran sampai ke lokasi penggusuran di Pantai Tanjung Aan. Hal itudilaksanakanagarwarga lain buka mata pada penggusuran yang menerpawarga di Pantai Tanjung Aan.
“Teman-teman (mahasiswa) yang laintelah jalan ke lokasi, ada yangtelah di lokasi penggusuran untukmenolongmasyarakat,” papar Badawi.
Sementara itu massa tindakan lain, Pijai, menjelaskantidak cuma mahasiswa yang perlubuka mata pada penggusuran itu, tapisemuawarga. Karena, penggusuran semacam ituseringkalidilaksanakan di semua Indonesia.
“Bisa jadiantara kita bisa menjadi korban seterusnya. Sampai kita menjadi korban (penggusuran) seterusnya, baru kita akanrasakan apa yang dirasamasyarakat Tanjung Aan,” jelas Pijai.